Senin, 28 Februari 2011

ERP Notes

Sistem ERP adalah sebuah aplikasi yang dapat mendukung transaksi atau operasi sehari - hari yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya dari sebuah perusahaan, seperti dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas. Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-sistem yaitu sistem finansial, sistem distribusi, sistem manufaktur, sistem maintenance, dan sistem human resource. Dari sekian banyak sub-sistem tersebut, sistem finansial merupakan sistem yang pertama kali harus diinstal pada sebuah sistem ERP. 
Bagi industri yang memerlukan efisiensi dan komputerisasi dari segi penjualan, maka terdapat tambahan bagi konsep ERP yang bernama Sales Force Automation (SFA). Sistem ini merupakan suatu bagian yang penting dari suatu rantai pengadaan (Supply Chain) ERP. Pada dasarnya, Sales yang dilengkapi dengan SFA dapat bekerja lebih efisien karena semua informasi yang berhubungan dengan pelanggan atau produk yang dipasarkan terdapat dalam sebuah database.

Sabtu, 12 Februari 2011

Interpretive Structural Modeling (ISM)

Interpretive Structural Modeling adalah sebuah alat (tool) yang dapat menganalisa dan membantu untuk mengambil keputusan terhadap pemahaman atau ide dalam situasi yang rumit dengan cara mengelompokkan dan membuat link yang tertuang dalam sebuah peta. Proses pembuatan sebuah Interpretive Structural Modeling dapat pula dengan cara mengembangkan pengetahuan perorangan terhadap suatu permasalahan secara menyeluruh yang diambil dari proses diskusi atau sebuah analisa. Gabungan antara pengetahuan terhadap permasalahan yang dianalisa dengan susunan pemahaman terhadap permasalahan merupakan hal yang penting didalam membuat sebuah keputusan. Pengetahuan tersebut yang dibutuhkan dalam mengkomunikasikan sehingga menghasilkan sebuah keputusan yang diinginkan.
            Ide dan hubungan antar ide yang tertuang dalam kerangka kerja merupakan persoalan yang dipelajari. Software Interpretive Structural Modeling menjaga ide tersebut berada dalam hubungan antar idenya, serta menjamin ide tersebut bekerja sesuai dengan metodelogi, dan kemudian menjadi informasi untuk membuat peta hubungan. Peta tersebut mengungkapkan konsep yang mendasar serta pola permasalahan kepada pengguna Software Interpretive Structural Modeling, dengan memfasilitasi terhadap analisa yang dilakukan, diskusi dan pengambila keputusan. Teknik penggunaan Interpretive Structural Modeling dapat pula secara manual dengan menuangkannya ke dalam kertas dalam situasi yang tidak terlalu rumit.
            Interpretive Structural Modeling berbeda dengan alat (tool) yang digunakan unuk menganalisa suatu masalah, Interpretive Structural Modeling berusaha untuk menjabarkan sebuah situasi sampai menjadi bagian yang terkecil, dan membuat ide menjadi sebuah model dari keadaan yang diteliti. Perseorangan ataupun kelompok dapat menggunakan Interpretive Structural Modeling untuk memahami dan menyelasaikan permasalahan yang rumit.    

Konsep 
Interpretive Structural Modeling menggunakan analisa ide-ide yang dipasangkan untuk mengubah sebuah permasalahan yang rumit, dengan melibatkan beberapa ide-ide sampai terbuat sebuah susunan model hubungan yang mudah untuk dipahami. Model tersebut kemudian digunakan untuk membangun ide-ide dan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Model dapat pula digunakan dalam merencanakan proyek dan berhubungan dengan area khusus dari sebuah masalah. Kelompok pula dapat menggunakan Interpretive Structural Modeling untuk berinteraksi, mempelajari dan menganalisa masalah. Interpretive Structural Modeling merupakan sebuah inklusif alat (tool), dimana tidak melakukan penolakan atau eliminasi terhadap sebuah ide tetapi ide tersebut dibuat links dan dianalisa. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri, dimana ide dan penyelesaian dipahami dan dianalisa secara bersamaan.
             Interpretive Structural Modeling mengorganisasi beberapa bagian dari permasalahaan yang rumit, menjadikan model sebagai pengambilan keputusan dan menyederhanakan perencanaan dalam mencari solusi terhadap permasalahan. Interpretive Structural Modeling sangat fleksibel untuk digunakan terhadap masalah yang didalamnya terdapat ratusan element. Tidak ada yang membatasi terhadap tipe cara yang digunakan dalam menganalisa masalah tersebut.

Tahapan Problem Solving
Ada lima tahapan dasar didalam pemikiran, ketika menganalisa suatu permasalahan yang kompleks, yaitu
Ø  Menentukan tujuan yang akan dicapai. Sasaran apa yang akan dicapai, tujuan dan obyek yang akan dituju.
Ø  Menganalisa situasi yang sedang terjadi. Informasi apa yang bisa didapat ? Informasi apa yang dibutuhkan? Seberapa jauh pandangan terhadap situasi yang sedang berlangsung ? (Seberapa benyak kemungkinan data yang dibutuhkan)
Ø  Membuat kemungkinan penyelesaian atau pendekatan terhadap penyelesaian masalah tersebut. Dalam hal ini kita perlu untuk menghasilkan kemungkinan-kemungkinan pendekatan penyelesaian masalah. Proses berfikir yang kreatif, ide-ide yang dianggap buruk akan menghasilkan ide-ide yang cemerlang. Banyaknya pilihan penyelesaian masalah akan memberikan pilihan dalam tahapan pembuatan keputusan.
Ø  Pengembangkan analisa usulan penyelesaian masalah dan keputusan yang akan diambil
Ø  Pengembangan dari kegiatan yang direncanakan untuk mengimplementasikan solusi yang akan diambil terhadap permasalahan yang dihadapi.




ValueStreamMapping Notes

Value Stream didefinisikan sebagai semua tindakan baik nilai tambah (value added) dan non nilai tambah (non value added) yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk atau jasa dari awal sampai akhir (Thorsen:3). Sedangkan Value Stream Mapping adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi pemborosan (waste) pada proses manufaktur (McWilliams and Tetteh:1069). Pengertian lain dari Value Stream Mapping adalah metode pemetaan Lean yang digunakan untuk menggambarkan semua kegiatan yang diperlukan dalam proses penghasilan suatu produk atau jasa (www.greensupplies.gov).

VSM selalu berkaitan dengan current state dan future stateCurrent state merupakan titik permulaan dari transformasi sebuah sistem, hal ini menunjukkan kondisi dan progres kerja dari suatu sistem pada saat ini. Tujuan dari penggambaran kondisi aktual adalah mengumpulkan informasi pada proses secara tepat dan visual untuk memusatkan masalah dalam aliran kerja di sistem. Sedangkan Future state menggambarkan bagaimana value stream seharusnya beroperasi pada jangka waktu yang tepat. Tujuan dari penggambaran kondisi masa depan adalah untuk memfokuskan arah dari value stream, desain baru dan titik arah kinerja dalam transformasi lean.

Keseluruhan dari rangkaian proses VSM bertujuan untuk mengidentifikasi pemborosan dan peluang untuk peningkatan (improvement) serta rencana peningkatan dengan cara menghilangkan pemborosan sehingga didapat total waktu (lead time) yang singkat dari seluruh aktivitas dalam suatu proses.